Kamis, 17 Mei 2018

Tugas Penerjemahan Berbantuan Komputer 3 & 4

Seorang Guru Dituduh Dengan Pelecehan Anak Karena Menampar Siswa

Seorang guru sekolah kejuruan di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, menghadapi tuduhan pelecehan anak setelah video dirinya menampar sembilan muridnya menjadi viral online.
Dalam video tersebut, Lukman Septiadi, 27, ditampilkan membelai pipi seorang siswa sebelum menamparnya.
Polisi Banyumas telah menyebut Lukman sebagai tersangka dalam kasus tersebut, menuntutnya dengan kekerasan anak seperti yang diatur dalam Pasal 80 UU Perlindungan Anak tahun 2002. Artikel itu membawa hukuman maksimal 3,5 tahun penjara.
Para siswa dilaporkan menderita luka pada rahang mereka dan mengeluh telah mengalami sakit kepala abadi.
“Dua dari korban telah dikirim ke rumah sakit dan menerima perawatan,” kata Kapolsek Banyumas Adj. Komisaris Sr. Salamun Bambang Yudhantara mengatakan seperti dikutip oleh kompas.com.
Tangkapan layar dari video viral yang menunjukkan seorang guru sekolah kejuruan menampar muridnya di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah. (JP / via WhatsApp)
Polisi menanyai Lukman pada Kamis malam, beberapa jam setelah wartawan dan orangtua yang marah tiba di sekolahnya.
Sebelum pergi ke kantor Polisi Banyumas, Lukman mengunggah video dirinya yang membenarkan tindakannya di hadapan para siswa yang diserang.
“Ya, itu aku. Saya memukul mereka, dan semua korban ada di sini, ”katanya, meminta orang yang merekam video itu untuk menunjukkan wajah masing-masing korban.
"Aku tahu. Saya mengerti. Saya melakukan ini dengan suatu tujuan. Saya tidak melakukannya [untuk tidak ada]. Saya tidak melakukannya tanpa tujuan, ”katanya dalam video.
Dalam pernyataannya kepada polisi, Lukman mengklaim bahwa ia memukul sembilan siswa karena mereka keluar dari barisan dan sering melompati sekolah. (ahw)






Garuda Indonesia Menampilkan Pilot Wanita, Awak Kabin dan Petugas Lapangan Pada Penerbangan di Hari Kartini

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan kapten Ida Fiqriah menggenggam tangan sebelum Penerbangan Kartini pada Sabtu, 21 April. (Garuda Indonesia / File)Garuda Indonesia mengadakan Penerbangan Kartini khusus untuk merayakan Hari Kartini pada 21 April.Penerbangan GA 204 Kartini yang berangkat dari Jakarta ke Yogyakarta menampilkan pilot, awak kabin dan awak darat yang semuanya adalah karyawan perempuan Garuda Indonesia. Di antara mereka adalah kapten Ida Fiqriah, yang merupakan pilot wanita pertama yang menjadi carrier, co-pilot Melinda, manajer layanan penerbangan Evi Soenarjono dan insinyur rilis pesawat Pita Hadi Sriwahyuni ​​dan Dessy Purnamasari.Menurut siaran pers, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti adalah salah satu penumpang dalam penerbangan, bersama dua eksekutif wanita maskapai penerbangan nasional, Direktur Jenderal dan Sumber Daya Manusia, Sari Suharso dan Direktur Pemasaran Domestik Nina Sulistyowati, serta beberapa lainnya manajer senior perusahaan milik negara.“Garuda Indonesia layak mendapat pujian karena mengatur penerbangan khusus ini. Keterlibatan pilot perempuan, awak kabin dan awak darat adalah bukti bahwa perempuan dapat bekerja di tengah kemajuan teknologi dan tantangan dinamis karir, ”kata Susi sebelum lepas landas.Nina mengatakan perusahaan mengharapkan untuk menjadikan Kartini Flight sebagai acara tahunan, yang merayakan RA Kartini, pahlawan nasional dan sumber inspirasi bagi wanita Indonesia.Perusahaan ini memiliki lebih dari 4.500 karyawan wanita, mulai dari kru darat, teknisi pesawat hingga co-pilot dan kapten. Dua puluh sembilan pilot maskapai adalah wanita.Untuk merayakan Hari Kartini, Garuda Indonesia menawarkan serangkaian promosi untuk pelanggan wanita, termasuk hingga 21 persen diskon tiket, bonus 2,100 mil udara dan akses gratis ke lounge Garuda di Jakarta, Medan dan Balikpapan sepanjang April. (kes)

Senin, 16 April 2018

Tugas Penerjemahan Berbantuan Komputer 2 #

Polisi Menginvestigasi Pria Yang Menuduh Sukmawati Mengenai Penodaan Agama

Orang-orang yang melaporkan Sukmawati Soekarnoputri, putri presiden pertama negara itu, Sukarno, mengatakan kepada Polisi Jakarta selama interogasi bahwa penggunaan kata-kata syariah, cadar muka dan adzan dalam puisi kontroversial yang terakhir adalah menghujat Islam.

Pengacara Denny Andrian Kusdayat dan anggota Partai Hanura Amron Asyhari serta bab Jawa Timur organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU), mengajukan laporan terhadap Sukmawati pada hari Selasa, mengklaim yang terakhir telah menghujat Islam dengan membaca puisi, yang membandingkan syariah dengan konde (roti rambut tradisional), mengejek cadar (kerudung wajah penuh) dan adzan menghina (panggilan Muslim untuk doa).


"Para peneliti bertanya ayat mana yang menghujat atau bermasalah (di dalam puisi itu). Kami beri tahu mereka .... Hanya tiga (shariah, cadar muka dan adzan)," kata Denny setelah ditanyai di markas Polda Metro Jaya, Kamis. malam, seperti dilansir oleh kompas.com.Sukmawati membacakan puisi itu dalam sebuah acara fashion yang diadakan untuk merayakan ulang tahun karir desainer Anne Avantie yang ke 29 selama Pekan Mode Indonesia (IFW) di Jakarta pada 29 Maret.Denny mengatakan para peneliti juga bertanya tentang saksi yang hadir ketika puisi itu dibacakan."Kami melihat ada (artis) Titiek Puspa, Menteri Martime dan Menteri Perikanan Susi Pudiastuti, dan beberapa selebritas lainnya (yang hadir di acara tersebut)."Denny mengatakan, bukti kejahatan itu adalah rekaman video viral dari Sukmawati yang membacakan puisi itu, yang dikirimkan oleh panitia hari jadi ke internet.Pada Jumat siang, ratusan demonstran menggelar unjuk rasa menentang Sukmawati di Jakarta Pusat. Juru bicara Polisi Jakarta Komandan Senior Argo Yuwono mengatakan bahwa pasukan gabungan hingga 6.500 personel militer dan polisi telah ditempatkan di masjid Istiqlal untuk menjamin keamanan selama demonstrasi.

Kamis, 22 Maret 2018

Tugas Penerjemahan Berbantuan Komputer #

Peruntukan Bandara Lepas Pantai di Bali Utara Tidak Tendesak: Menteri Perhubungan

Pemerintah pusat tidak akan memprioritaskan pengembangan bandara lepas pantai di utara Bali seperti yang diusulkan oleh pemerintah daerah, dengan mengatakan bahwa proyek semacam itu tidak mendesak, menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Dia menekankan, bagaimanapun, bahwa pemerintah pusat siap untuk mengembangkan landasan pacu kedua di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di bagian selatan pulau resor.
"Kami lebih memilih memberdayakan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai yang ada," kata Budi di Jakarta, Ahad seperti dilansir kompas.com.

Sebelumnya, dia mengatakan bahwa kementerian tersebut sedang melakukan penelitian terhadap proposal yang dibuat oleh pemerintah Bali melalui PT Pandara International Bali Utara (BIBU) Panji Sakti, yang mendapat dukungan dari investor Kanada.
Direktur Utama BIBU I Made Mangku mengatakan bahwa perusahaan tersebut lebih memilih untuk mengembangkan bandara lepas pantai karena pada wacana awal, sebuah bandar udara akan mengorbankan 33 kuil Hindu, 121 lokasi bersejarah, jalan, tempat tinggal dan sawah produktif.
Made menjelaskan lebih lanjut bahwa Gubernur Bali Mangku Pastika telah melarang penggunaan lahan produktif, kuil Hindu atau situs sejarah untuk pengembangan bandara baru. (bbn)

Kunjungan Bos IMF Tidak Untuk Menawarkan Pinjaman, Tutur Menteri Keuangan 

Presiden Joko "Jokowi" Widodo (kiri) dan Direktur Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) Christine Madeleine Odette Lagarde (kanan) berbicara kepada wartawan selama kunjungan mereka ke Rumah Sakit Pertamina di Jakarta Selatan pada 26 Februari. (JP / Anton Hermansyah)

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kunjungan direktur pengelolaan Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde ke Indonesia bukan untuk menawarkan pinjaman, tetapi untuk mempersiapkan pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali pada bulan Oktober.
“Banyak netizen bertanya kepada saya apakah kunjungan Lagarde adalah untuk menawarkan pinjaman kepada Indonesia. Saya katakan tidak, ”kata Sri Mulyani di Jakarta pada hari Selasa seperti dikutip oleh kompas.com. Sri Mulyani menambahkan bahwa Lagarde hanya mengunjungi untuk memantau kemajuan persiapan untuk pertemuan tahunan Kelompok Bank Dunia-IMF.
Selama tinggal di Jakarta, Largade juga berbicara pada Pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi Tahunan agenda tahun 2018, bertemu dengan Presiden Joko “Jokowi” Widodo dan mengunjungi rumah sakit dan pasar, ditemani oleh Presiden.

Selama pertemuan dengan Lagarde, Presiden Jokowi memberitahunya tentang kemajuan negara di sektor ekonomi.
Sementara itu, Lagarde memuji fondasi kuat ekonomi Indonesia, tetapi ia menekankan pentingnya reformasi fiskal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dia juga menekankan pentingnya pengeluaran pemerintah yang bertanggung jawab, tidak hanya dalam membiayai proyek infrastruktur, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan dan memperkuat posisi Indonesia dalam mengekspor lebih banyak produk bernilai tambah. (bbn)

Minggu, 17 Desember 2017

SAJAK PALSU


Selamat pagi pak, selamat pagi bu, ucap anak sekolah

dengan sapaan palsu. Lalu merekapun belajar

sejarah palsu dari buku-buku palsu. Di akhir sekolah

mereka terperangah melihat hamparan nilai mereka

yang palsu. Karena tak cukup nilai, maka berdatanganlah

mereka ke rumah-rumah bapak dan ibu guru

untuk menyerahkan amplop berisi perhatian

dan rasa hormat palsu. Sambil tersipu palsu

dan membuat tolakan-tolakan palsu, akhirnya pak guru

dan bu guru terima juga amplop itu sambil berjanji palsu

untuk mengubah nilai-nilai palsu dengan

nilai-nilai palsu yang baru. Masa sekolah

demi masa sekolah berlalu, merekapun lahir

sebagai ekonom-ekonom palsu, ahli hokum palsu,

ahli pertanian palsu, insinyur palsu. Sebagian

menjadi guru, ilmuwan dan seniman palsu. Dengan gairah tinggi

mereka menghambur ke tengah pembangunan palsu

dengan ekonomi palsu sebagai panglima palsu. Mereka saksikan

ramainya perniagaan palsu dengan ekspor

dan impor palsu yang mengirim dan mendatangkan

berbagai barang kelontong kualitas palsu.

Dan bank-bank palsu dengan giat menawarkan bonus

dan hadiah-hadiah palsu tapi diam-diam meminjam juga

pinjaman dengan ijin dan surat palsu kepada bank negeri

yang dijaga pejabat-pejabat palsu. Masyarakat pun berniaga

dengan uang palsu yang dijamin devisa palsu. Maka

uang-uang asing menggertak dengan kurs palsu

sehingga semua blingsatan dan terperosok krisis

yang meruntuhkan pemerintahan palsu ke dalam

nasib buruk palsu. Lalu orang-orang palsu

meneriakkan kegembiraan palsu dan mendebatkan

gagasan-gagasan palsu di tengah seminar

dan dialog-dialog palsu menyambut tibanya

demokrasi palsu yang berkibar-kibar begitu nyaring

dan palsu

Senin, 20 November 2017

Youth Pledge Day



October 28, 1928 was a historical day for Indonesian people. On that date, every year people in Indonesia commamorate Youth Pledge Day. But, on the same day Indonesian people are also commemorating the born of Indonesia Raya song. Because, on October 28, 1928 W.R. Soepratman played Indonesia Raya song for the first time in Youth Congress II. 

Three strong sentences that that was made at that congress are (Using van Ophyusen’s spelling) :
  • Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
  •  Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
  •  Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Those sentences were actually made to unite Indonesian people through its similarities. 

Young people indeed have a big influence to the development of this country, In the Republic of Indonesia. For example, it can be seen through the Rengasdengklok Event. Which at that time, there are two groups, the young group and the old group. The young group is the group that wanted the freedom status of Indonesia as sson as possible, meanwhile the old group is the group who was consisting to compromise with Japan to decide Indonesia freedom status.  Due to the willingness of the young group to declare Indonesian’s freedom status, the young group was abducting the old group who are Soekarno and Hatta, and they bring them to Rengasdengklok, Karawang. They were urging the old group to declare the Independence day of Indonesia. After that, in the next day they returned to Jakarta, and declared the status of Indonesia Independence day. At 10.00 WIB, August 17, 1945 in Soekarno’s house in Jl. Pegangsaan Timur 56, Soekarno declared that Indonesia now is a free and a independent country by reading the proclamation teks he had already prepared before.

Through this history, we actually as the young generation, can also do something great to our country. Contributing even just a small thing to our country, together we as the young generation will make Indonesia better and better. Hopefully, even this country is dealing with so many corruption or something else cases that make Indonesia’s name known badly, at least we as the young the young generation can do something to make a change to our beloved country. Let’s appresciate our heroes by continuing their spirit to make Indonesia be better.


Kamis, 09 November 2017

History of Indonesia


The history of Indonesia has been shaped by its geographic position, its natural resources, a series of human migrations and contacts, wars and conquests, as well as by trade, economics and politics. Indonesia is an archipelagic country of 17,000 to 18,000 islands (8,844 named and 922 permanently inhabited) stretching along the equator in South East Asia. The country's strategic sea-lane position fostered inter-island and international trade; trade has since fundamentally shaped Indonesian history. The area of Indonesia is populated by peoples of various migrations, creating a diversity of cultures, ethnicities, and languages. The archipelago's landforms and climate significantly influenced agriculture and trade, and the formation of states. The boundaries of the state of Indonesia represent the 20th century borders of the Dutch East Indies.

Fossilised remains of Homo erectus and his tools, popularly known as the "Java Man", suggest the Indonesian archipelago was inhabited by at least 1.5 million years ago. Austronesian people, who form the majority of the modern population, are thought to have originally been from Taiwan and arrived in Indonesia around 2000 BCE. From the 7th century CE, the powerful Srivijaya naval kingdom flourished bringing Hindu and Buddhist influences with it. The agricultural Buddhist Sailendra and Hindu Mataram dynasties subsequently thrived and declined in inland Java. The last significant non-Muslim kingdom, the Hindu Majapahit kingdom, flourished from the late 13th century, and its influence stretched over much of Indonesia. The earliest evidence of Islamised populations in Indonesia dates to the 13th century in northern Sumatra; other Indonesian areas gradually adopted Islam which became the dominant religion in Java and Sumatra by the end of the 16th century. For the most part, Islam overlaid and mixed with existing cultural and religious influences.

Europeans such as the Portuguese arrived in Indonesia from the 16th century seeking to monopolise the sources of valuable nutmeg, cloves, and cubeb pepper in Maluku. In 1602 the Dutch established the Dutch East India Company (VOC) and became the dominant European power by 1610. Following bankruptcy, the VOC was formally dissolved in 1800, and the government of the Netherlands established the Dutch East Indies under government control. By the early 20th century, Dutch dominance extended to the current boundaries. The Japanese invasion and subsequent occupation in 1942–45 during WWII ended Dutch rule, and encouraged the previously suppressed Indonesian independence movement. Two days after the surrender of Japan in August 1945, nationalist leader, Sukarno, declared independence and became president. The Netherlands tried to reestablish its rule, but a bitter armed and diplomatic struggle ended in December 1949, when in the face of international pressure, the Dutch formally recognised Indonesian independence.

An attempted coup in 1965 led to a violent army-led anti-communist purge in which over half a million people were killed. General Suharto politically outmanoeuvred President Sukarno, and became president in March 1968. His New Order administration garnered the favour of the West whose investment in Indonesia was a major factor in the subsequent three decades of substantial economic growth. In the late 1990s, however, Indonesia was the country hardest hit by the East Asian Financial Crisis which led to popular protests and Suharto's resignation on 21 May 1998. The Reformasi era following Suharto's resignation, has led to a strengthening of democratic processes, including a regional autonomy program, the secession of East Timor, and the first direct presidential election in 2004. Political and economic instability, social unrest, corruption, natural disasters, and terrorism have slowed progress. Although relations among different religious and ethnic groups are largely harmonious, acute sectarian discontent and violence remain problems in some areas.



Source :  https://en.wikipedia.org/wiki/History_of_Indonesia

Rabu, 11 Oktober 2017

Tugas Pembelajar Bahasa Inggris Berbantuan Komputer




Artikel Asli

 Tedak Siten 
 
Apa sih tedak siten itu? Ritual adat injak tanah untuk bayi usia tujuh bulan. Penasaran mengenai prosesi dan penjabarannya, simak saja ulasan lengkapnya berikut ini

Tedak siten merupakan budaya warisan leluhur masyarakat Jawa untuk bayi yang berusia sekitar tujuh atau delapan bulan. Tedak siten dikenal juga sebagai upacara turun tanah. ‘Tedak’ berarti turun dan ‘siten’ berasal dari kata ‘siti’ yang berarti tanah. Upacara tedak siten ini dilakukan sebagai rangkaian acara yang bertujuan agar si kecil tumbuh menjadi anak yang mandiri.

Tradisi ini dijalankan saat si kecil berusia hitungan ke-tujuh bulan dari hari kelahirannya dalam hitungan pasaran jawa. Perlu diketahui juga bahwa hitungan satu bulan dalam pasaran jawa berjumlah 36 hari. Jadi bulan ke-tujuh kalender jawa bagi kelahiran si bayi setara dengan 8 bulan kalender masehi.

Bagi para leluhur, adat budaya ini dilaksanakan sebagai penghormatan kepada bumi tempat si kecil mulai belajar menginjakkan kakinya ke tanah dalam istilah jawa disebut tedak siten. Selain itu juga diiringi oleh doa-doa dari orangtua dan sesepuh sebagai pengharapan agar kelak si kecil bisa sukses dalam menjalani kehidupannya.

Prosesi tedak siten dimulai di pagi hari dengan serangkaian makanan tradisional untuk selamatan. Makanan tradisional tersebut berupa ‘jadah’/’tetel’ tujuh warna. Makanan ini terbuat dari beras ketan yang dicampur dengan parutan kelapa muda dan ditumbuk hingga bercampur menjadi satu dan bisa diiris. Beras ketan tersebut diberi pewarna merah, putih, hitam, kuning, biru, jingga dan ungu. Jadah ini menjadi simbol kehidupan bagi si kecil, sedangkan warna-warni yang diaplikasikan menggambarkan jalan hidup yang harus dilalui si bayi kelak. Penyusunan jadah ini dimulai dari warna hitam hingga ke putih, sebagai simbol bahwa masalah yang berat nantinya ada jalan keluar / titik terang.

Makanan tradisional lainnya yang disediakan untuk acara tedak siten ini berupa tumpeng dan perlengkapannya serta ayam utuh. Tumpeng sebagai simbol permohanan orang tua agar si bayi kelak menjadi anak yang berguna, sayur kacang panjang sebagai simbol umur panjang, sayur kangkung sebagai simbol kesejahteraan, kecambah sebagai simbol kesuburan, sedangkan ayam adalah simbol kemandirian.

Setelah acara selamatan dengan mengumpulkan para undangan telah dibagikan, rangkaian acara tedak siten dilanjutkan dengan prosesi menapakkan kaki si kecil diatas jadah 7 warna. Selanjutnya adalah prosesi naik tangga. Tangga tradisional yang dibuat dari tebu jenis ‘arjuna’ dengan dihiasi kertas warna-warni ini melambangkan harapan agar si bayi memiliki sifat kesatria si Arjuna (tokoh pewayangan yang dikenal bertanggungjawab dan tangguh). Dalam bahasa Jawa ‘tebu’ merupakan kependekan dari ‘antebing kalbu’ yang bermakna kemantapan hati.



Artikel Terjemahan Google Translate

Tidak Siten


What is siten tedak? The customary ritual of treading the ground for babies seven months old. Curious about the procession and description, just check out the following reviews

Tedak siten is a cultural heritage of Javanese ancestors for babies aged about seven or eight months. Tedak siten is also known as a ground-breaking ceremony. 'Tedak' means down and 'siten' comes from the word 'siti' which means land. Tedak siten ceremony is performed as a series of events aimed at the baby grows into an independent child.

This tradition is run when the child is counted the seventh month of his birthday in the Javanese market. Also note that the one month count in the Java market amounts to 36 days. So the seventh month of Java calendar for the birth of the baby is equivalent to 8 months of the Christian calendar.

For the ancestors, this cultural custom is performed as a tribute to the earth where the child began to learn to set foot on the ground in Javanese term called tedak siten. Also accompanied by the prayers of parents and elders as hope that one day the little can be successful in living his life.

The process of tedak siten begins in the morning with a series of traditional foods for salvation. The traditional food is 'jadah' / 'tetel' seven colors. This food is made from glutinous rice mixed with grated young coconut and pounded until mixed together and can be sliced. The glutinous rice is colored red, white, black, yellow, blue, orange and purple. Jadah is a symbol of life for the little one, while the colors that apply depicts the way of life that must pass the baby later. The preparation of this jadah starts from black to white, as a symbol that the problem is heavy later there is a way out / bright spot.

Other traditional food provided for tedak siten is a tumpeng and its equipment and whole chicken. Tumpeng as a symbol of parenting for the baby to be a useful child, long bean vegetables as a symbol of longevity, vegetable kangkung as a symbol of prosperity, sprouts as a symbol of fertility, while the chicken is a symbol of independence.

After the show of salvation by collecting the invitees have been distributed, the series of tedak siten event continued with the procession of walking the child's feet above the jadah 7 colors. Next is a procession up the stairs. The traditional staircase made of 'arjuna' type sugar cane with colorful paper emblazoned the hope that the baby has the knights of the Arjuna (a puppet character known to be responsible and tough). In the Javanese language 'sugarcane' is short for 'antebing kalbu' meaning steadiness of heart.



The Analysis



From the articles above (real article and google translation’s machine) there are four words that did not translated by google translate, there are :

  • Tedak siten : 'Tedak siten' is javanese culture heritage, to bless the baby in certain age by doing several traditional activities. It is only exist in the land of Java, especially east java and central java. This is why in writer opinion google translate did not translate the words ‘tedak siten’
  • Jadah/Tetel : 'Jadah/Tetel' is traditional food in Java, it is especially made for the special events in Java, like wedding ceremony, reciting Al-Qur’an event, and many more. This is why, the words jadah/tetel are not translated by google translate.
  • Tumpeng : Tumpeng is not translated by google translate. In writer analysis, it is becuse tumpeng is a special food in Indonesia that is not exist in any other country. Tumpeng is always served with so many side dishes like boiled vegetables mix with grated coconut, fried chicken and many more.
  • Antebing kalbu : 'Antebing kalbu' is a javanese phrase that means the same exact as in the google translate, which is 'steadiness of heart'. This phrase is only exist in java region, especially east java and central java. That maybe also the reason why google translate did not translate this phrase.